Rabu, 25 Juni 2014

Catatan Adriansyah, SMAN 3 Palembang, patut diapreasi

Kelas 1.1. (Bogido)

Di dalam kelas 1.1. Bogido (Boys and Girls of Double One) sedang belajar Matematika dengan ibu guru yang terkenal galak. Edward sedang mengerjakan soal-soal di papan tulis. Bu guru meninggalkan ruangan kelas dengan membiarkan daftar nilai terbuka di mejanya. Entah siapa yang memulai, beberapa murid mendekati meja guru untuk melihat daftar nilai tersebut, makin lama makin banyak dan heboh.
Rupanya perbuatan itu dilihat bu guru dari ruang kantor. Setelah kembali ke ruang kelas, beliau marah besar. “Yang tadi lihat daftar nilai, maju sekarang!” teriak beliau. Tidak ada murid yang maju. Saya sendiri memang tadi ikut “meramaikan” maju ke meja guru, namun tidak melihat daftar nilai, jadi menurut saya bukan saya yang dimaksud.

Menyadari ada kemungkinan perintahnya kurang pas, ibu guru meralat: “Pokoknya semua murid yang tadi maju ke depan kelas, sekarang ke depan!” tegas beliau, akhirnya satu-persatu kami maju, termasuk saya, karena perintahnya jelas, siapa saja yang tadi maju ke depan kelas, apapun alasannya. Termasuk juga Ed, yang tadi mengerjakan soal-soal di papan tulis. Ada sekitar 10 murid, bahkan ada murid perempuan, dijejerkan di depan.

Kami dimarahi dan diceramahi oleh bu guru. Akhirnya, plak.. plak.. plak. Satu persatu murid ditampar oleh bu Guru, sampai di ujung barisan.. plak! Ed juga kena tampar. Ed protes: “Tapi saya tadi mengerjakan soal di papan tulis bu..” “Oh.. kalau gitu maaf..” Kata bu guru.
Bu guru kembali memarahi dan menceramahi kami, dan.. sekali lagi barisan ditampar: plak… plak.. plakk.. dan…. plak! Ed yang di ujung kena lagi tamparan. Ed kembali protes: “Lho bu, saya kan tadi mengerjakan soal..” dan kembali bu Guru meminta maaf.
Hahaha… kenapa ya pas sesudah tamparan yang pertama Ed tidak diminta saja duduk kembali.






Kelas II.A1.1. (Terafica Uno)

Kelas kami Fisika satu. Nama kerennya Terafica Uno. Terafica adalah singkatan Terminal Anak Fisica, nama warisan dari kakak kelas kami sebelumnya. Uno saya ambil dari bahasa Italy yang artinya satu, karena waktu itu pas heboh piala dunia di Italy. Belakangan Topek membuka usaha warung Internet (warnet) diberi nama Uno.net. Bahkan Icap memberi nama anaknya Fahri Uno.
Fisika sengaja ditulis Fisica, biar terlihat lebih keren dan “sangar”. Perubahan huruf k menjadi huruf c kami lakukan kalau pas pelajaran Fisika. Sampai akhirnya pak Nelson Sitompul mendiktekan soal, Ucok dan saya menulisnya: “Sepotong cawat dialiri listric….” 


Pelajaran fisika, pak Tampubolon memberikan soal lisan: “Satuan antara dua titik disebut za……?” para murid bingung dan tidak bisa menjawa, apa ya kira-kira… ada yang usil nyeletuk pelan “zakar…”  Rupanya jawabannya yang benar adalah “Zarak”


Saya duduk sebangku dengan Dwi Hendro W, dan saat itu adalah pelajaran Kimia. Bu Guru Aniti sedang menulis soal-soal di papan tulis. Dwi menyalin soal dan kemudian berhenti sesaat memandang ke depan, kemudian berbisik kepadaku: “Wah kalo diperhatikan, body bu Aniti masih bagus banget ya Jack…” hahaha… dasar Dwi! 


Akhsan membawa TV portable ke dalam kelas. Karena di dalam kelas sedang ada pelajaran bahasa Inggris yang membosankan, kami di belakang mencoba menyalakan tv yang kami tutup dengan buku yang diberdirikan.  Pada waktu itu hanya ada tv swasta TPI yang siaran di pagi hari. Setelah putar-putar tombol, akhirnya sinyalnya dapat, kami antusias menonton, dan acaranya adalah…. Pelajaran Bahasa Inggris!


Pelajaran Geografi, ibu guru bertanya mengapa penduduk di Indonesia pertumbuhannya cukup cepat, Melvin nyeletuk “musim hujan bu..” Ibu guru marah dan bertanya apa hubungannya musim hujan dengan pertambahan penduduk yang cepat. Anak-anak mengambil kesimpulan si Ibu guru main di musim kemarau, haha…


Pelajaran Agama, Bapak guru yang terkenal galak sedang menulis materi pelajaran di papan tulis. Tiba-tiba ada seekor kucing berjalan-jalan diantara meja dan kursi kami. Satu-dua orang murid mulai iseng menirukan suara kucing, makin lama makin keras. Akhirnya pak guru marah. Berhenti menulis, beliau berbalik dan meminta siapa yang tadi menirukan suara kucing untuk mengaku. Tidak ada yang mengaku, semua murid diam. Pak guru semakin marah, sampai akhirnya si kucing muncul dan berjalan dengan tenang ke luar kelas. Pak guru: “Oh tadi memang suara kucing beneran ya? Kalau gitu bapak minta maaf ya..”  Wakakaka… kucing penyelamat…
Pelajaran PKK, ibu guru menerangkan pelajaran di depan kelas, sementara Edwin dan saya main catur mini yang kami tutupi dengan buku pelajaran PKK. Padahal kami duduk di deretan paling depan. Tiba-tiba bu guru bertanya: “Adriansyah, coba jelaskan bagaimana cara mencuci celana jeans dengan benar?” wah, karena saya tidak memperhatikan, saya tidak bisa menjawab. Ibu guru berdiri dan menghampiri meja kami, dengan gugup saya meletakkan buku menutupi catur yang sedang kami mainkan, tapi beberapa bidak catur malah jadi jatuh keluar. Bu guru marah besar begitu tahu ternyata selama dia menerangkan pelajaran, kami malah main catur. Edwin dan saya dibawanya kekantor. Di kantor malah beliau yang menangis tersedu-sedu, kami dibilang begitu tega melakukan semua itu. Waduh…


Duduk-duduk nongkrong di depan kelas, Edi, Melvin dan saya melihat ada kotak kecil dari karton yang kosong. Iseng, kami isi dengan batu bata, ditutup, kemudaian ditaruh di tengah koridor depan kelas. Tak lama datang Reinhard (alm). Dari jauh dia melihat ada kotak karton di tengah jalan, sambil berlari kecil ambil ancang-ancang, dia tendang kotak itu dengan kencang…  Langsung setelah itu dia terpincang-pincang menahan sakit di kakinya. Kami pura-pura tidak tahu, langsung masuk kelas…


Kami sedang berkumpul di rumah Jilly di Gg. Kangkung, Sekip, untuk begadang, main kartu dan nyanyi-nyanyi. Sekitar pukul 7 malam, Darwin buang air besar, dan celana jeans-nya dia taruh di luar toilet. Mulai timbul iseng teman-teman, kami  buka dompetnya dan ambil satu-satunya selembar uang Rp 10 ribu. Kami belikan 12 bungkus nasi padang (dulu sebungkus nasi padang lauk telor Rp 450) dan beberapa bungkus rokok. Nasi bungkus kemudian kami makan rame-rame termasuk juga Darwin. Setelah selesai makan, baru kami beritahu bahwa itu nasi dibeli dari duit Darwin. Darwin malah mengelak bilang uang 10 ribu itu adalah untuk bayar utang dia ke Akhsan. Jadi bukan salah dia, dan utang dia ke Akhsan lunas. Akhsan jadi ribut dan ga terima, sedangkan Darwin ngotot. Hahaha… entah bagaimana akhirnya penyelesaian kasus itu, saya lupa.


Di hari lain perbegadangan di rumah Jilly, sekitar pukul 9 malam Akhsan keluar beli bakso Jl. Bangau bersama Amrul meminjam motor Topek. Akhsan belum familiar dengan motor Topek, tidak tahu bahwa kunci motor harus dicabut dan disimpan karena sudah longgar dan bisa jatuh. Begitu sampai kembali di rumah Jilly, Akhsan baru sadar kunci motor hilang jatuh dalam perjalanan pulang. Akhirnya kami ramai-ramai keluar jalan kaki menyelusuri kembali jalan yang tadi dilalui Akhsan, siapa tahu kunci yang jatuh masih bisa ditemukan. Sampai pukul 11 malam, hujan pun mulai turun makin lama makin deras. Sudah kepalang tanggung akhirnya kami buka baju, mandi hujan dan nyanyi-nyanyi menyelusuri  jalan, edan…  tengah malam ga pakai baju hujan-hujan di jalanan. Kuncinya sendiri tidak ditemukan..


Di lapangan basket ada pemilihan ketua Osis, salah satu calonnya adalah Slamet, wakil dari kelas kami. Tentu saja kami dukung dan meramaikan kampanyenya Slamet. Salah satu poster yang kami bawa adalah yang bertulis: Viva (nya) Slamet!


Sewaktu upacara bendera, petugas membacakan doa dan setiap kali dia berkata: “Ya Tuhan kami…” maka dari barisan belakang kami ada yang nyeletuk pelan dengan suara berat:  “Hmmm…”


Satu acara yang sering kami lakukan adalah nongkrong di tempat sepi (sekitar jembatan Musi II adalah tempat pavorit, karena waktu itu lokasinya masih sangat sepi dan jarang terdapat rumah penduduk). Kami nongkrong di kap mobil sambil nyanyi teriak-teriak ditemani gitar. Anggota tetap biasanya adalah Darwin, Otong, Iis, Juf, Topek, Ama dan saya. Pada suatu malam kami dihampiri mobil patroli garnisun. Kami digeledah, mobil juga digeledah. Kami dicurigai mabok dan mengkonsumsi narkoba. Setelah clear, mereka menyuruh kami bubar. Hehehe… kami paling juga cuma merokok pak…








Buka Puasa bersama di rumah Nurmalia, pak ustadz membacakan arti dari suatu surat; “Hai orang-orang beriman…” Beberapa anak-anak langsung nyamber : “Hai….”
Kemudian pak ustadz menerangkan bahwa nabi itu sangat santai dalam mengerjakan solat tarawih, di antara tarawih kadang nabi beristirahat sejenak,
“duduk nyantai” celetuk Icap…
“iya, bisa jadi duduk nyantai” sambung pak ustadz..
“ngopi..” Icap nyletuk lagi
“Ya, mungkin saja sambil ngopi…” lanjut pak ustadz
“Ngudut…” celetuk Icap lagi
Kali ini pak Ustadz nggak nanggepin…


Sewaktu Lebaran, kami biasanya rame-rame menyerbu rumah teman, terutama  yang kira-kira menyediakan mpek-mpek. Di rumah Prima, pembantu Prima keluar membawakan sepiring mpek-mpek. Sang pembantu masuk lagi kemudian keluar membawakan sebotol cuka mpek-mpek, tapi dia langsung kaget, karena ternyata mpek-mpek sepiring besar tadi sudah langsung ludes! Haha.. salah taktik dia, harusnya cuka mpek-mpeknya dulu yang keluar mbok.
Kemudian di rumah Nurmalia, anak-anak duduk manis menunggu datangnya mpek-mpek. Ibunya Lia bertanya maunya mpek-mpek rebus apa goreng. Kami menjawab : “Mpek-mpek goreng aja tante..”  Begitu Ibunya Lia mau masuk ke dalam, ada yang nyeletuk: “Tapi sementara nunggu yang digoreng, yang rebus dulu juga boleh Tante…” Dasar kurang ajar… 
Persaingan akan lebih seru lagi kalau di rumah Saleh, karena tuan rumah juga cowok, maka rasa segan dan malu sama sekali nol. Begitu Saleh muncul sambil bawa mpek-mpek, langsung diserbu dengan berbagi cara. Beberapa mpek-mpek jatuh menggelinding di lantai, itu pun  tetap diperebutkan dengan penuh semangat. Benar-benar perjuangan yang menguras energi….. Yang biasanya mendapat hasil di atas rata-rata adalah Ucok dan Slamet.


Kelas III.A1.1 (Terafica uno)
Bulan puasa, pelajaran PMP, gurunya adalah yang terkenal paling sangar dan sadis di SMA kami, Bpk. Sulain. Di kelas sedang diadakan ujian lisan. Murid dipanggil satu-persatu duduk di depan meja beliau untuk diuji. Pas giliran Akhsan, saking gugupnya Akhsan malah menginjak sepatu pak Sulain. “Kamu ini belum apa-apa udah berani main injak aja…” omel pak Sulain.
Selesai ujian lisan, pak Sulain bangkit dari kursinya, berdiri sambil menarik pinggang celananya ke atas. Darwin spontak nyeletuk “ai.. melorot ye…” Suasana kelas kaget dan langsung senyap, tegang atas celetukan darwin yang nekat itu. Setelah agak lama terdiam, sambil kembali menarik pinggang celananya, pak Sulain malah senyum dan berkata: “Tenang aja, masih ada pengaman…” Langsung pecah ketawa di dalam kelas sekaligus lega…


Buka puasa bersama di rumah Saleh. Selesai solat magrib berjemaah, beberapa anak melanjutkan dengan solat sunat (sunnah badiah magrib). Aku berdiri mau solat sunnah, sambil ajak Otong:
“Yuk Tong, solat sunnat…”
Otong: “Lajulah Jack, aku lah sudah sunnat…” :D


Jalan-jalan lebaran, kami rombongan mau ke rumah Vera. Sebelumnya mampir di masjid komplek Kedamaiyan Permai, mau solat Dhuhur. Sementara yang lain sibuk ambil wudhu, Otong masih terlihat santai duduk di teras masjid sambil merokok. Topek menegur: “Hoi Tong..! Solat ess…!”
Otong: “Lajulah kamu ess…”
Tapi tidak begitu lama, sepertinya otong berubah pikiran, mematikan rokoknya, berdiri siap-siap untuk wudhu sambil berkata: “Ah, daripada katek gawe nunggu, solat bae ah…” :P
Di dalam laci bangku belakang dalam kelas, ada kartu remi yang mungkin bekas anak Bina Warga siang kemarin. Iseng, Otong, Iskandar, Darwin dan saya memainkan kartu tersebut, tapi kepergok oleh guru olahraga. Beliau marah dan menuduh kami berjudi. Yang main kartu diminta untuk segera menghadap wali kelas di kantor.  Melihat gelagat masalah ini bisa jadi besar dan serius, kami memohon Asrul agar ikut kami ke kantor dan mengaku ikut bermain. Dan benar, begitu melihat di antara kami ada Asrul, anak kepala sekolah, wali kelas yang awalnya  akan marah besar, tampak melunak. Kami hanya diberi nasehat ringan dan di suruh kembali ke kelas. Hehehe… thanks Rul!


Amrul, ditemani Icap, mencoba PDKT Ima.
Amrul: “Ma, boleh dak gek malem (aku) ke rumah (kamu)…?
Ima: “Yoi…”
Besoknya Icap nanya Amrul, bagaimana cerita ke rumah Ima semalam.
Amrul: “ Dak jadi ess. Kan kato Ima dak boleh”
Icap: “Hoi lolo! ‘yoi’ itu artinyo iyo, bukan dak boleh. Aii… kau nih Rul…!” :D


Mawardi, ketua kelas, memanggil beberapa murid untuk menghadap pak Najib, wali kelas kami, ke kantor. Salah seorangnya adalah Icap (Ardiansyah). Karena nama di baju seragamnya dia bikin “I cap Ard” dan khawatir kena semprot, Icap minta tukaran baju dengan saya, karena nama kami mirip. Saya oke saja. Tidak lama kemudian Mawardi kembali ke kelas dan memberitahu bahwa saya juga dipanggil ke kantor. Waduh! Akhirnya saya ke kantor dan.. benar, saya kena semprot karena nama itu. “Ini lagi apa-apaan namanya dibikin begini! “Ai Kep Ard” segala, emang artinya apa he?” Rupanya pikir pak Najib itu bahasa Inggris, hehe….


Pertengahan semester di kelas III, 2 bangunan kelas baru telah selesai. Walau kami tinggal sebentar lagi di SMA, karena ada Asrul, kelas kami boleh memakai kelas baru tersebut, bahkan boleh memilih mau kelas yang mana.  Untuk menghiasi kelas baru, kami membingkai beberapa poster pahlawan nasional. Namun bingkai kami buat dalam dua sisi yang bisa dibolak-balik. Di belakang poster gambar pahlawan nasional kami tempel beberapa gambar Bon Jovi, Guns n Roses, Iwan Fals, Pesawat dan helikopter tempur. Kalau suasana lagi “bagus” poster pahlawan kami balik, muncullah kelas kami dihiasi poster2 Bon Jovi, GnR, Iwan dan Pesawat tempur.


Dalam menghadapi EBTA/EBTANAS, Akhsan, Topek, Iis, Gunawan, Awang dan saya memilih bimbingan belajar di Om Rozak. Karena uang SPP sering terpakai untuk “keperluan lain” dulu, sebagian dari kami menuggak SPP. Sampai pada suatu hari Om Rozak mendatangi meja kami menagih SPP, “Adriansyah..?”  Saya angkat tangan, “kamu menunggak SPP 2 bulan, segera lunasi!” malu juga dibilangi begitu di dalam ruangan kelas. Topek, Awang, juga nunggak 2 bulan.
Kemudian Gunawan ditanya namanya siapa, karena merasa juga menunggak 2 bulan, Gunawan berspekulasi mengaku bernama Iskandar yang kebetulan hari itu ga masuk. “Iskandar….” guman Om Rozak sambil mengamati daftar nama…  Kamu nunggak 3 bulan! Segera lunasi ya!” Wealah… Iskandar lebih parah lagi.. wkwkwk.. Gunawan mukanya merah..



 

Study tour yang direncanakan 3 hari 2 malam ternyata selesai dalam waktu 2 hari 1 malam. Karena jatah dari orang tua memang sudah 3 hari 2 malam, beberapa dari kami tidak pulang dan menginap di rumah Jilly agar tetap dianggap study tour memang 3 hari 2 malam. Tapi keluarga Mawardi panik, karena Mawardi belum juga pulang tapi mobil sewaan sudah pulang. Mawardi lupa bahwa yang punya mobil sewaan adalah tetangganya. Jadi mau ngaku belum pulang study tour tapi mobil sewaannya sudah pulang. Haha…


Minggu pagi, Jilly, Topek dan saya, bertiga berbonceng motor menuju ke komplek Pusri untuk nonton bioskop gratis. Di perjalanan, agak jauh di depan kami, ada mobil hardtop yang di belakangnya berisi  4 orang, sepertinya melambai dan memanggil. “Eh, siapa tuh, kayaknya teman kita tuh, ayo kejar!” Kata Jilly sambil tambah ngebut. Setelah dekat, pintu belakang hard top terbuka, dan sambil memegang pintu, seorang di dalam marah sambil ancungkan tinju: “Hei kamu!, udah boncengan bertiga, ga pake helm lagi!” Ups, ternyata mereka polisi, hahaha… kabur…



Husin Cabull ada sukuran di rumahnya di komplek Assegaf Plaju. Kami datang, lumayan makan gratis hehe.. Pas acara makan, Husin keluar dengan membawa nampan besar berisi nasi putih dan nasih minyak, lengkap dikelilingi dengan lauk pauknya. Setelah menaruh nampan besar tersebut di lantai, di hadapan kami, Husin kembali masuk. Dengan yakin Ucok berkata bahwa tradisi orang Arab memang makan rame-rame pakai tangan dari satu wadah nampan besar. Kamipun ramai-ramai mulai makan pake tangan langsung dari nampan besar tersebut. Tidak lama kemudian Husin keluar lagi dengan membawa setumpuk piring dan sendok untuk makan. Hahaha… Ucok sok yakinn…

Selasa, 24 Juni 2014

Catatan Kecil bersama Alm Adjie Massaid



MENGENANG 1 TAHUN ALMARHUM ADJIE MASSAID
(5 FEBRUARI 2011 – 5 FEBRUARI 2012)

Tepat satu tahun yang lalu, pada hari tersebut Jumat, 4 Februari 2011 saya di Kereta Listrik Commutter Line Serpong – Tanah Abang, tujuan Stasiun Palmerah,saya mendapat sms dari Pak Adjie Massaid pukul 08.10 yang bunyinya : “Saya dari rumah Cilandak menuju kantor sekarang”. Kemudian saya jawab: siaap pak, saya sekarang sudah dekat dengan Stasiun Palmerah. Memang pada hari itu Pak Adjie Massaid akan menyampaikan laporan kelompok komisi (Poksi) V Fraksi Partai Demokrat DPR RI yang mempunyai mitra kerja Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perumahan Rakyat RI, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pelaksana Lumpur Sidoarjo (BPLS), dan Badan Pelaksana Jembatan Suramadu (BPJS).
Hari itu adalah Laporan-laporan Kelompok Komisi (Poksi) I s.d XI Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Pak Adjie akan menyampaikan laporan tersebut di depan Rapat Pleno Fraksi Partai Demokrat DPR RI sebagai Ketua Poksi V FPD suatu jabatan yang telah melekat dengan beliau periode lalu (2007 ) sampai dengan periode terakhir (baca 2011).
Tepat pukul 08.15 sampai juga saya di kantor R. 931 (baca DPR RI) langsung saya buka laptop untuk membuka folder Laporan Kapoksi V, saya print menjadi 2 eksemplar, satu bagi saya, satu lagi beliau. Tepat pukul 08.30,
Pak Adjie: (sesampai di kantor) Assalamu’alaikum, sudah selesai Edward?
Edward : sudah pak.
Pak Adjie: “Bawa sini saya baca.”
Sejenak Pak Adjie membaca selembar dengan selembar.
Pak Adjie: “(setelah mencoret-coret lembar laporan) Edward, saya kan sudah
bilang laporan saya gak mau seperti ini. Ada 3 laporan itu, pertama Normatif : laporan yang biasa-biasa aja (maksudnya sesuai norma- norma yang ada), kedua Progresif : laporan yang ada progresnya (maksudnya tingkat kemajuannya terukur) dan ketiga Agressif : laporannya bersifat lebih maju kedepan (maksudnya keinginan
untuk lebih jauh mendapatkan hasil yang lebih sempurna). Nah Edward kan sudah tahu apa yang harus diperbaiki”
Saya jawab: siap pak
Saya langsung memperbaiki laporan tersebut.
Pak Adjie: “butuh berapa lama Edward?”
Edward : “5 menit pak”
Pak Adjie: “Tolong antar ke ruang rapat ya”
Edward : “Siap Pak”.
Demikian secuil dialog menjelang Rapat Pleno  Fraksi Partai Demokrat hari Jumat, 4 Februari 2011 Jam 09.30.


coretan alm. Adjie Massaid 4 Februari 2011

Hal-hal yang krusial dalam RUU Rumah Susun, yang akan diperjuangkan
Poksi V FPD adalah:
  • UUD 1945 Pasal 28 huruf h (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
  • Pengaturan perencanaan pembangunan rumah susun yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
  • Pengaturan rumah susun hunian dan mixed use (pembangunan, pemanfaatan, pemilikan, pengelolaan)
  • Pengaturan jaminan ketersediaan Prasaran, Sarana dan Utilitas.
  • Pengaturan jaminan keterjangkauan (melalui organisasi pengembang non-profit, fasilitas likuiditas)
  • Pengaturan kepemilikan orang asing
Hal-hal yang krusial dalam Bidang Perkeretaapian :
  1.  Keselamatan, kenyamanan dan keamanan
  2.  Pemisahan antara regulator dan operator perkeretaapian
  3.  Pembentukan rencana induk penyelenggaraan perkeretaapian
  4.  Perbaikan manajemen penyelenggaraan sarana dan prasarana perkeretaapian
  5.  Perbaikan manajemen resiko kecelakaan kereta api
  6.  Perbaikan manajemen pelayanan kereta api
  7.  Perbaikan manajemen sumber daya manusia
Mengenai kecelakaan transportasi (terutama Kecelakaan kereta api (KA) terjadi di Stasiun Langensari, Banjar, Jawa Barat, Jumat 28 Januari 2011) mendesak agar Menhub RI cepat menyelesaikan Design Transportasi Nasional dan mensosialisasikan UU yang terkait dengan Transportasi Nasional ke seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu Poksi V FPD meminta dukungan dari Fraksi Partai Demokrat agar Indonesia bisa memiliki transportasi yang aman, nyaman seperti di negara-negara maju.
Permasalahan perihal UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 8 ayat 1 terkait masalah Cabotage dikembalikan Ke Komisi V untuk direvisi kembali bahwa semua angkutan domestik harus berbendera Indonesia dan PP No 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan Pasal 5 ayat 1.
Begitulah sepenggal pembicaraan saya dengan Almarhum Adjie Massaid beserta pokok-pokok pemikirannya, seperti diketahui bersama laporan ini merupakan laporan poksi yang terbaik (semoga dapat dijadikan contoh bagi staf Ahli Anggota DPR RI yang lain).

Coretan pada Laporan Ketua Poksi V 4 Februari 2011 (pada pagi hari, beliau meninggal dunia pukul 00.30 di RS Fatmawati Jakarta Selatan tanggal 5 Februari 2011)
Kesan terdalam pokok-pokok pikiran beliau yang masih saya ingat adalah:
  1. Indonesia bebas Permukiman Kumuh tahun 2025 Terwujudnya UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman tertutama pada Bab VIII Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Setelah melalui perjuangan yang panjang pada tanggal 11 Desember 2010, akhirnya Rapat Panja RUU Perumahan dan Kawasan Permukiman menyetujui usulan Bapak C. P. Samiadji Massaid, SE untuk memasukan Bab Pencegahan ke dalam BAB VIII. PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DANPERMUKIMAN KUMUH

Pandangan Mini Fraksi Partai Demokrat pada tanggal 13 Desember 2010, yang merupakan pokok-pokok pemikiran beliau, yang diwakilkan Anggota Panja RUU Perumahan dan Permukiman Fraksi Partai Demokrat DPR-RI, Bapak Agung Budi Santoso, SH, yang akhirnya DPR RI pada tanggal 17 Desember 2010 menyetujui RUU Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam Rapat Paripurna dijadikan Undang-Undang. Uraiannya adalah sebagai berikut: “ Kami menilai, bahwa apa yang telah kita lakukan bersama adalah sebuah prestasi yang patut dipuji. Terdapat beberapa alasan yang membuat kami memberikan apresiasi khusus terhadap RUU ini.

 Pertama, dari sisi proses penyelesaian, RUU ini diselesaikan dalam 2 masa persidangan, Panitia Kerja, Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi serta tim subtansi dan tim teknis telah menyelesaikannya dalam waktu yang sangat terbatas dalam suasana kekeluargaan dan dinamika perdebatan yang sangat demokratis bersama Pimpinan Panja Bapak Yosef Umar Hadi.

Kedua, RUU PERKIM ini termasuk salah satu produk regulasi yang penting untuk mengatur dan menyatukan bidang Perumahan dan Permukiman yang selama ini terpisah di instansi pemerintah.

Ketiga, dari rumusan draf yang telah diselesaikan, yang memiliki ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman meliputi: pembinaan; tugas dan wewenang; penyelenggaraan perumahan; penyelenggaraan kawasan permukiman; pemeliharaan dan perbaikan; pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; penyediaan tanah; pendanaan dan pembiayaan; hak dan kewajiban; dan peran serta masyarakat.
Terlihat secara jelas bahwa RUU ini mengakomodasi berbagai rumusan yang bernilai penting dan strategis bagi perjalanan bangsa ke depan.  Diantaranya adalah yang berkaitan dengan beberapa prinsip dan asas RUU, yang sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni Pasal 28 H ayat 1: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Sesuai Rencana Program Jangka Panjang 2005-2025 adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan kenyamanan dalam kehidupan pada
masa kini dan masa depan melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk perumahan dan permukiman dengan sasaran penanganan permukiman kumuh mengacu pada target-target yang sudah dicanangkan, yaitu pada tahun 2025 kota-kota di Indonesia terbebas dari permukiman kumuh, dan target MDGs yaitu bahwa pada tahun 2020 warga miskin yang tinggal di permukiman kumuh berkurang hingga setengahnya, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi;meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

Keempat, mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang rasional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
Kelima RUU ini menampung berbagai kaidah utama dalam menopang pembangunan bangsa, memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman; menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, serasi, aman, teratur, terpadu, terencana, dan berkelanjutan. Dengan kata lain, RUU PERKIM ini sudah memenuhi kriteria interaksi, berkualitas dan sistem sehingga bersifat lengkap dan komprehensif.

Awal Januari 2011, Pak Adjie Massaid menyatakan, “Bagaimana Indonesia memiliki filosofi Design & Build, dimana Pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia tidak membebani APBN dan APBD, tetapi mengajak Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS) untuk membangun infrastruktur yang terstruktur, sistematis, efektif dan efisien secara bersama-sama di seluruh Indonesia dengan prinsip transparan dan bertanggung jawab serta saling menguntungkan”.
Metode Design and Build (DB) berbeda dengan sistem Design Bid Build (DBB) yang telah berjalan karena terdapat suatu sinergi antara proses perencanaan/rancangan dan pelaksanaan. Metode DB diharapkan mampu mengatasi atau mencari solusi agar kegagalan konstruksi dapat dikurangi. Terkait dengan perkembangan yang ada, maka ke depan Indonesia perlu pengembangan metode kontrak terintegrasi DB ke arah metode Performance Based Contract (Kontrak Berbasis Kinerja disingkat PBC). Untuk bergerak ke arah PBC perlu melakukan studi pengembangan model implementasi PBC pada tahap perencanaan sampai pemeliharaan.

3. Buruh Bersertifikat



Berkaitan dengan buruh bersertifikat, menurut Pak Adjie, jika kita mempunyai buruh yang bersertifkat maka buruh tersebut akan memahami persoalan, fokus dan konsisten. Namun bukan berarti menjadikan buruh hanya memiliki jenjang sampai sebatas buruh saja. Seorang buruh bersertifikat bahkan diharapkan dapat memiliki jenjang yang terus meningkat sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya. Dukungan terhadap buruh bersertifikat merupakan dukungan dalam pengaturan dan kebijakan bersubsidi. Subsidi yang dimaksud adalah memberikan kemudahan bagi keluarga buruh tersebut, dalam hal ini adalah anak-anaknya. Jadi, nantinya mereka akan mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan sertifikat tenaga profesional lainnya, seperti tenaga perawat atau tenaga keahlian lainnya.

Buruh bersertifikat akan memiliki potensi dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas menuju pencapaian manuai yang sejahtera. Selain itu, dapat memberikan pendapatn negara melalui pajak. Dengan begitu, buruh pun dapat turut sert membangun negara dengan memberikan peningkatan pendapat bagi negara.

4. Sistem Transportasi Nasional

Peran tranportasi berada pada posisi yang strategis dan vital dalam kehidupan dan seluruh aktifitas masyarakat. Transportasi berperan dalam mengakomodasi mobilitas kegiatan bidang ekonomi, kehidupan sosial, budaya, serta aktifitas lain masyarakat yang penting. Peran transportasi akan  lebih dirasakan dan dibutuhkan jika melihat dari beberapa aspek diantaranya jumlah penduduk yang besar maupun kondisi geografis Indonesia.

Dalam pandangannya Pak Adjie menyampaikan pokok-pokok dalam Sistem Transportasi Nasional
  1. Perlu penyelesaian menyeluruh permasalahan kemacetan di kota-kota besar;
  2. Terbatasnya anggaran untuk sarana dan prasarana transportasi baik moda Darat, Laut, Udara maupun perkeretaapian
  3. Segera mengimplementasikan Road map to Zero Accident guna mengurangi kecelakaan di sektor transportasi
  4. Perlunya audit keselamatan secara menyeluruh dan independen pada semua moda transportasi, baik aspek regulasi, SDM, sarana dan prasarana, teknologi serta manajemen
  5. Perlunya dilakukan perbaikan perhitungan Public Service Obligation (PSO), standar Pelayanan Minimum dan pedoman penetapan tarif demi kepentingan publik luas;
  6. Lambannya pembangunan jalur kereta api bandara (diantaranya Bandara Soekarno Hatta, Bandara Kualanamu, Bandara Adi Sucipto, Bandara Juanda, Bandara Minangkabau).
Pak Adjie memberikan contoh negara Singapura yang telah mengukir sejarah sebagai tuan rumah pertama di Asia dalam menyelenggarakan seri balap F1 yang digelar di ruas jalan raya pada 2008 lalu. Sejumlah pembalap kelas dunia beradu cepat dengan kecepatan melebihi 300 km/jam di jalan raya sepanjang 5,067 km. Ini artinya, struktur jalan di Singapura sangat bagus.

Bahkan, tidak hanya itu, pesawat jet tempur dan pesawat militer Singapura lainnya pada November 2008, tinggal landas dan mendarat di jalan raya Singapura yang diubah menjadi landasan pacu alternatif. Latihan tersebut guna menyiapkan pasukan udara jika landasan normal tidak berfungsi. Indonesia sebagai negara berkembang sudah selayaknya memiliki dan membangun sarana transportasi yang nyaman, aman dan murah. Masyarakat sebagai pengguna jalan sebaiknya mendukung pembangunan jalan bebas hambatan atau jalan nasional. Ini merupakan kebutuhan primer. Jalan raya
disiapkan untuk masyarakat agar bisa hidup lebih sejahter, disiplin seperti layaknya kita lihat di TV luar negeri, jalan-jalan di Eropah dan Amerika Serikat. Perubahan sarana dan prasarana transportasi Indonesia merupakan harapan setiap wargan negara. Wajah Indonesia yang terkesan kacau dan amburadul, berubah menjadi wajah Indonesia yang tertib, bersih, nyaman dan indah setaraf dengan negara-negara maju.

5. Rencana Tata Ruang

Tata Ruang salah satu yang senantiasa Pak Adjie sampaikan dalam setiap kesempatan, menurut Pak Adjie setiap pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan tata ruang, agar tercipta tatanan strukutr yang terencana sesuai dengan peruntukannya.

Berikut pokok-pokok Tata Ruang yang menjadi pegangan beliau dalam menyampaikan pemikirannya.

Pertamaproses penataan ruang di daerah hendaknya merupakan manifestasi kehendak seluruh stakeholders, dan dapat menyerap seluruh aspirasi yang dilaksanakan secara terbuka dan bekerjasama dengan masyarakat. Karena itu setiap proses penataan ruang haruslah dapat melibatkan dan dikomunikasikan langsung dengan masyarakat. Kondisi yang berkembang saat ini, di beberapa daerah telah terdapat forum/kelompok inisiatif masyarakat yang mempunyai concern terhadap penataan ruang di wilayahnya. Forum-forum ini menjadi basis yang kuat untuk mendapatkan informasi tentang real demand masyarakat dan bukan alat legitimasi “demokratisasi penataan ruang”. Karena itu, diharapkan agar setiap forum yang berkembang dapat difasilitasi agar menjadi salah satu pilar dalam penataan ruang di daerah. Pemerintah dalam hal ini bertindak selaku fasilitator untuk pencapaian community driven planning tersebut. Namun demikian, fasilitasi tersebut secara konsisten tetap memperhatikan ide dan gagasan asli yang bersumber dari para stakeholder.

Kedua, dalam kaitan untuk memberikan pelayanan publik, termasuk bidang penataan ruang, hendaknya tetap mengutamakan kualitas dan memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Karena itu, standar-standar pelayanan minimum yang bersifat nasional, hendaknya menjadi dasar pegangan dalam pelaksanaan kerja. Salah satu contoh penting untuk hal tersebut adalah adanya pedoman standar pelayanan minimal untuk bidang penataan ruang dan permukiman yang dikeluarkan oleh Dep. Kimpraswil
(Departemen Pekerjaan Umum sekarang) yang antara lain adalah Pemerintah Kabupaten/Kota wajib untuk menyusun rencana tata ruang kabupaten/kota dan mensosialisaikan rencana tata ruang yang telah disusun. Untuk mengetahui lebih tajam tentang kebutuhan pelayanan minimal tersebut, harus mengamati secara langsung kondisi dan permasalaham penataan ruang di daerah dengan cara studi lapangan, supervisi, diskusi, dengar pendapat, dan sebagainya. Dengan melakukan hal tersebut, kita berharap bisa mendapatkan SPM yang betul-betul sesuai dengan aspirasi riil masyarakat.

Ketiga, daerah-daerah harus semakin mandiri dan maju dalam pengelolaan SDA-nya. Keterbatasan SDA pada beberapa daerah hendaknya tidak menjadi penghalang bagi pelaksanaan otonomi daerah. Keterbatasan SDA juga tidak dapat dijadikan alasan bagi perusakan lingkungan. Karena itu, daerah harus kreatif dalam menggali sumber-sumber pendapatan lainnya dan harus segera digarap agar dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan daerah. Selain itu, peningkatan produktivitas dan efisiensi pengelolaan SDA harus ditingkatkan dalam bentuk peningkatan manajemen pembangunan daerah
secara keseluruhan. Kita telah menyadari bahwa dana-dana konvensional yang tersedia sangat terbatas, di sisi lain kita menghadapi permasalahan banyaknya kawasan dan kegiatan lainnya yang harus ditangani.

Keempatpemerintah daerah harus lebih melihat otonomi daerah dalam perspektif yang lebih luas. Hal-hal yang beyond otonomi daerah, seperti bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan sinergi antar daerah atau sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus segera menjadi perhatian dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Dalam kaitan tersebut, forum-forum koordinasi pembangunan antar daerah harus tetap diberdayakan untuk mengatasi permasalahan lintas daerah. Sampai saat ini masih harus terus dipikirkan upaya-upaya untuk memfasilitasi terwujudnya otonomi daerah secara transparan dan akuntabel.

Kelima, pada era globalisasi kita dihadapkan dengan kondisi dunia tanpa batas (borderless). Dengan demikian, dapat terjadi interaksi langsung antara daerah-daerah dengan negara luar, atau bekerjasama dengan negara lain. Pada kondisi ini dituntut upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas pelayanan publik agar lebih kompetitif. Kesiapan untuk lebih kompetitif tersebut tentunya sangat bergantung pada kemampuan SDM-nya. Karena itu  pemerintah daerah harus sepenuhnya meningkatkan kemampuan professional aparatnya agar dapat lebih kompetitif dan berinteraksi positif dengan Negara lain.

Keenam, dalam kaitan pelaksanaannya tugas sehari-hari kita sering diharuskan untuk berinteraksi dengan bidang/profesi lain. Karena itu, kita semua berkeinginan yang kuat untuk menggali informasi bidang-bidang lain yang terkait dengan profesi ke-tata ruang-an. Pengetahuan tentang bidangbidang teknis lainnya akan sangat mendukung kemampuan kita untuk memberikan pengayaan (enrichment) dan kontribusi positif dalam prosesproses penataan ruang.

Penutup

Tepat tanggal 5 Februari 2011 pukul 00.30, Allah swt memanggil Almarhum untuk selamanya.

Sampai saat ini pemikiran-pemikiran ini menurut hemat saya masih relevan saya kira untuk disampaikan kepada yang berkepentingan dengan pembangunan nasional Indonesia. Generasi penerus juga dapat mengikuti langkah-langkah yang diambil Pak Adjie Massaid agar serius dalam ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia.

Dalam kasus yang menimpa Istri Almarhum Adjie Massaid  mempertimbangkan asas berkeadilan kemanusiaan, Karena anak-anak almarhum Pak Adjie Massaid masih dalam usia anak-anak.

Semoga ini menjadi pelajaran kita semua sebagai bangsa dan negara yang besar dengan pemikiran besar pula untuk memajukan Bangsa dan Negara Republik Indonesia menyamakan negara-negara yang sudah maju.

Gading Serpong, 4 Februari 2012
Edward, SP

Mantan Tenaga Ahli Alm Adjie Massaid, SE (2009-2011)

Perjalanan Pendidikanku

Perjalanan Pendidikanku

1972-1978 dibesarkan dilingkungan Keluarga


Saat kecil, digendong mama, ada bang Gafar dan Uni Susi tahun sekitar 1973.


digendong Tante Nuli tahun Sekitar 1975


Bersama Tante Meri (istri Paketek Pari (alm)) yang sedang menggendong iben, ada Meigi Kurnia (alm) sekitar tahun 1979.

1978-1979 TK Adyaksa Jambi


Berada kembali di TK Adyaksa (1978-1979) (foto 2013)

Berada kembali di SDN 51/IV (1979-1982) (Foto 2013) di sini dari kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3

Pelajaran yang kusukai dari kelas 1 sampai kelas 2 adalah pelajaran Bahasa dan Matematika, tapi di kelas 3 pelajaran tidak disukai adalah pelajaran Matematika, karena gurunya yang susah dimengerti.

Tahun 1982 Pindah ke Bengkulu


Saat mau berangkat ke Bengkulu, masih foto bersama dengan yang berdiri Datuk Ripin, Mama Rini, Ni Del, Uni susi, Pak Pari dan yang duduk aku, Meigi K (alm) dan Bang Gafar.

saat mau berangkat datuk Ripin, papa arif, bang Gafar, iben aku dan Meigi Kurnia (alm)

sebelum masuk ke provinsi Bengkulu baiklah kita meninjau sejarah Provinsi Bengkulu.

SDN 18 Bengkulu (1982-1984) di sekolah ini dimulai dari kelas 4 dan Kelas 5 disini pelajaran yang kusuka adalah agama, pelajaran ekskulnya adalah pramuka dan pencak silat.


Saat pindah tahun 1985 karena papa ditugaskan sebagai Kepala Dinas Luar Kabupaten Bengkulu Selatan, Jl. Pangeran Duayu dekat Pasar Bawah. Disinilah kami sekeluarga tinggal, disamping kantor ada mess pegawai pajak. Sekarang sudah bagus tampilannya, gagah.


SDN 3 Manna Bengkulu Selatan, kelas 6, 1985, pelajaran disukai Bahasa, Matematika dan PSPB, ekskul tenis meja, Tenis lapangan, dan renang



SMPN 1 Manna Bengkulu Selatan, Kelas 1 dan Kelas 2 1985-1986, pelajaran yang disukai adalah Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika dan mengetik. Ekskulnya Basket, Tenis Meja, tenis lapangan, renang, mancing, volley dan Pramuka


SMPN 2 Bengkulu, Kelas 3 1987, pelajaran yang kusuka adalah B. Inggris, Matematika, Ekskulnya, Basket dan Karate

Sekarang VISI DAN MISI SMP NEGERI 2 KOTA BENGKULU adalah sebagai berikut 

                                                        PEMERINTAH KOTA BENGKULU
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMP NEGERI 2 KOTA BENGKULU
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) AKREDITASI A (Amat Baik)
NSS. 20.1.26.600.1.002 NPSN : 10702476 Email : smpndua@ymail.com
Jalan Cendana No. 1 Telpon (0736) 21707 Padang Jati Kota Bengkulu

VISI DAN MISI
SMP NEGERI 2 KOTA BENGKULU


1.      Visi

“ Mewujudkan siswa berprestasi, cerdas, kompetitif, beriman dan berakhlaq mulia”.

2.      Misi

a . Mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih untuk menjamin pelaksanaan proses pembelajaran yang kondusif
b. Mewujudkan/ menghasilkan lulusan yang cerdas, kompetitif, cinta tanah air, beriman dan bertaqwa.
c. Mewujudkan tenaga pendidik yang profesional, bersikap asah, asih, dan asuh
d. Mewujudkan warga sekolah yang kreatif dan inovatif
e. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir dan berwawasan ke depan
f. Mewujudkan anak didik yang berwawasan imtaq dan iptek dalam era globalisasi
g. Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan berwawasan ke depan
h. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang standar, memadai, wajar dan adil
i. Mewujudkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris.

Tujuan Sekolah 

  1. Memiliki nilai rata-rata UN diatas 9,00
  2. 70 % siswa diterima di sekolah RSBI
  3. Mendapat juara Olimpiade Sains
  4. Mendapat Juara Olimpiade Matematika
  5. Mendapat Juara Olimpiade IPS
  6. Mendapat Juara Olimpiade Olahraga
  7. Mendapat Juara Kesenian
  8. Mendapat Juara Olimpiade Bahasa Inggris
  9. Mampu menghasilkan standar isi bertaraf internasional
  10. Mampu berbahasa inggris aktif
  11. Mampu menghasilkan standar proses pembelajaran bertaraf internasional
  12. Mempunyai standar sarana prasarana / fasilitas sekolah bertaraf internasional
  13. Terwujudnya lingkungan yang bersih , nyaman, kondusif untuk belajar
  14. Meyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan sehari-hari
  15. Menyenangi dan menghargai karya seni
  16. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air
  17. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan ahklak mulia dan iman taqwa
SMAN 3 Palembang, 1998-1991, Pelajaran yang kusukai: Biologi, Bahasa Inggris dan Penjas, Ekskul: Basket, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), aku termasuk salah satu pendiri KIR untuk SMAN 3 Palembang dan Pendiri KIR SMA se-Sumsel.

Logo SMA Negeri 3 Palembang


Design SMAN 3 Palembang




Bentuknya sudah hampir jadi Musholla SMAN 3 Palembang